Macam-macam Majas beserta Contohnya
Majas atau gaya
bahasa adalah pemanfaatan kekayaan bahasa, pemakaian ragam tertentu
untuk memperoleh efek-efek tertentu, keseluruhan ciri bahasa
sekelompok penulis sastra dan cara khas dalam menyampaikan
pikiran dan perasaan, baik secara lisan maupun tertulis.
Secara
umum jenis dibagi menjadi empat bagian
yaitu perbandingan, sindiran, penegasan
dan, pertentangan.
A. Macam-macam
Majas Penegasan
Berikut
ini adalah berbagai macam dari majas penegasan beserta contohnya:
1. Majas
Klimaks : Adalah semacam gaya bahasa yang menyatakan beberapa hal
yang dituntut semakin lama semakin meningkat. Contoh : Kesengsaraan
membuahkan kesabaran, kesabaran pengalaman, dan pengalaman harapan.
2. Majas Antiklimaks:
Adalah gaya bahasa yang menyatakan beberapa hal berurutan semakin lma semakin
menurun. Contoh : Ketua pengadilan negeri itu adalah orang yang kaya,
pendiam, dan tidak terkenal namanya
3. Majas Koreksio:
Adalah gaya bahasa yang mula-mula menegaskan sesuatu, tetapi kemudian
memperbaikinya. Contoh : Silakan pulang saudara-saudara, eh maaf, silakan
makan.
4. Majas Asindeton
: Adalah gaya bahasa yang menyebutkan secara berturut-turut tanpa
menggunakan kata penghubung agar perhatian pembaca beralih pada hal yang
disebutkan. Contoh : Dan kesesakan kesedihan, kesakitan, seribu derita
detik-detik penghabisan orang melepaskan nyawa.
5. Majas Interupsi
adalah gaya bahasa yang menggunakan kata-kata atau bagian kalimat yang
disisipkan di dalam kalimat pokok untuk lebih menjelaskan sesuatu dalam
kalimat. Contoh : Tiba-tiba ia-suami itu disebut oleh perempuan lain.
6. Majas Eksklmasio
: Adalah gaya bahasa yang menggunakan kata-kata seru atau tiruan
bunyi. Contoh : Wah, biar ku peluk, dengan tangan menggigil.
7. Majas Enumerasio
: Adalah beberapa peristiwa yang membentuk satu kesatuan, dilukiskan satu
persatu agar tiap peristiwa dalam keseluruhannya tanpak dengan
jelas. Contoh : Laut tenang. Di atas permadani biru itu tanpak
satu-satunya perahu nelayan meluncur perlahan-lahan. Angin berhempus
sepoi-sepoi. Bulan bersinar dengan terangnya. Disana-sini bintang-bintang gemerlapan.
Semuanya berpadu membentuk suatu lukisan yang haromonis. Itulah keindahan
sejati.
8. Majas Silepsis dan
Zeugma : Adalah gaya dimana orang mempergunakan dua konstruksi rapatan
dengan menghubungkan sebuah kata dengan dua kata yang lain sebenarnya hanya salah
satunya mempunyai hubungan sebuah kata dengan dua kata yang lain sebenarnya
hanya salah satunya mempunyai hubungan dengan kata pertama. Contoh : ia
menundukkan kepala dan badannya untuk memberi hormat kepada kami.
9. Majas Apofasis atau
Preterisio : Adalah gaya bahasa dimana penulis atau pengarang menegaskan
sesuatu, tetapi tampaknya menyangkal. Contoh : Saya tidak mau
mengungkapkan dalam forum ini bahwa saudara telah menggelapkan ratusan juta
rupiah uang negara
10. Majas Pleonasme:
Menambahkan keterangan pada pernyataan yang sudah jelas atau menambahkan
keterangan yang sebenarnya tidak diperlukan. Contoh: Saya naik tangga ke
atas.
11. Majas Aliterasi:
Adalah gaya bahasa berupa perulangan bunyi vokal yang sama. Contoh :
Keras-keras kena air lembut juga
12. Majas Paralelisme: Adalah
gaya bahasa penegasan yang berupa pengulangan kata pada baris atau
kalimat. Contoh : Jika kamu minta, aku akan datang
13. Majas Tautologi:
Adalah gaya bahasa yang mengulang sebuah kata dalam kalimat atau mempergunakan
kata-kata yang diterangkan atau mendahului. Contoh : Kejadian itu tidak
saya inginkan dan tidak saya harapkan
14. Majas Antanaklasis
adalah yang mengandung ulangan kata yang sama dengan makna yang
berbeda. Contoh : Ibu membawa buah tangan, yaitu buah apel merah
15. Majas Anastrof atau
Inversi : Adalah gaya bahasa yang dalam pengungkapannya predikat kalimat
mendahului subejeknya karena lebih diutamakan. Contoh : Pergilah ia
meninggalkan kami, keheranan kami melihat peranginya.
16. Majas
Retoris : Adalah pernyataan yang dipergunakan dalam pidato atau
tulisan dengan tujuan untuk mencapai efek yang lebih mendalam dan penekanan
yang wajar, dan sama sekali tidak menghendaki adanya suatu jawaban. Contoh
: Siapakah yang tidak ingin hidup ?
17. Majas
Elipsis: Adalah gaya bahasa yang berwujud menghilangkan suatu unsur
kalimat yang dengan mudah dapat diisi atau ditafsirkan sendiri oleh
pembaca. Contoh : Kami ke rumah nenek ( penghilangan predikat pergi )
Dan
berikut ini adalah berbagai macam dari majas perbandingan beserta contohnya :
1. Majas
Hiperbola adalah majas perbandingan yang melukiskan sesuatu dengan mengganti
peristiwa atau tindakan sesungguhnya dengan kata-kata yang lebih hebat
pegertiannya untuk menyangatkan arti.
Contoh Majas Hiperbola:
harga bensin membumbung tinggi-kakak membanting tulang demi menghidupi
keluarganya.
2. Majas Metafora
adalah majas perbandingan yang melukiskan
sesuatu dengan perbandingan langsung dan tepat atas dasar sifat yang sama atau
hampir sama.
Contoh Majas Metafora:
dewi malam telah keluar dari balik awan (dewi malam = bulan).
3. Majas Simbolik adalah majas
perbandingan yang melukiskan sesuatu dengan menggunakan benda-benda lain sebagi
pebandingan. Contoh Majas Simbolik: ia adalah seorang lintah darat (lintah
darat: pemeras, pemakan riba).
4. Majas Eufimisme adalah majas
perbandingsn yang melukiskan sesuatu dengan kata-kata yang lebih lembut untuk
meggantikan kata-kata lain untuk sopan santun atau tabu bahasa (pantang).
Contoh Majas Eufimisme:
Para tunakarya perlu perhatin yang serius dari pemerintah-orang ini berubah
akal.
5. Majas Litotes adalah majas perbandingan yang melukiskan
kedaan dengan kata-kata yang belawanan artinya dengan kenyataan yang sebenarnya
guna merendahkan diri.
Contoh Majas Litotes:
perjuangan kami hanyalah setitik air dalam samudera luas.
6. Majas
Alegori Personifikasi adalah majas yang melukiskan sesuatu dengan
memberitakan sifat-sifat manusia kepada mempunyai sifat seperti manusia atau
beda hidup.
Contoh Majas Alegori Personifikasi:
angin berbisik menyampaikan salamku padanya.
7. Majas Alusio
adalah majas prbndingan dengan menggunakan ungkaan pribhasa yang artinya sudah
diketahui umum.
Contoh Majas Alusio: ah
dia itu tong kosong nyaring bunyinya.
8. Majas
Asosiasi atau Perumpamaan adalah perbandingan dua hal yang pada hakikatnya
berbeda, tetapi sengaja dianggap sama. Majas ini ditandai oleh penggunaan kata
bagai, bagaikan, seumpama, seperti, dan laksana.
Contoh :
a) Semangatnya
keras bagaikan baja.
b) Mukanya
pucat bagai mayat.
c) Wajahnya
kuning bersinar bagai bulan purnama
9. Majas
Simile : Pengungkapan dengan perbandingan eksplisit yang dinyatakan dengan
kata depan dan penghubung, seperti layaknya, bagaikan, ” umpama”,
“ibarat”,”bak”, bagai”. Membandingkan suatu dengan keadaan lain yang
sesuai dengan keadaan yang dilukiskannya. contoh: Kau umpama air aku bagai
minyaknya, bagaikan Qais dan Laila yang dimabuk cinta berkorban apa saja.
Dan
berikut ini adalah berbagai macam dari majas pertentangan beserta contohnya:
1. Majas Oksimoron :
adalah gaya bahasa yang mengandung pertentangan dengan mempergunakan kata-kata
yang berlawanan dalam frasa yang sama. Contoh : Keramah-tamahan yang
bengis
2. Majas Antitesis
: Adalah gaya bahasa yang menggunakan pasangan kata yang berlawanan
maknanya. Contoh : Kaya miskin, tua muda, besar kecil, smuanya mempunyai
kewajiban terhadap keamanan bangsa.
3. Majas Anakronisme :
Adalah gaya bahasa yang menunjukkan adanya ketidak sesuaian uraian dalam karya
sastra dalam sejarah, sedangkan sesuatu yang disebutkan belum ada saat itu.
Contoh : dalam tulisan Cesar, Shakespeare menuliskan jam berbunyi tiga kali
(saat itu jam belum ada)
4. Majas Paradoks
: Adalah gaya bahasa yang mengemukakan hal yang seolah-olah bertentangan,
namun sebenarnya tidak karena objek yang dikemukakan berbeda. Contoh : Dia
besar tetapi nyalinya kecil.
Dan
berikut ini adalah berbagai macam dari majas sindiran beserta contohnya:
1. Majas Sinisme :
Ungkapan yang bersifat mencemooh pikiran atau ide bahwa kebaikan terdapat pada
manusia (lebih kasar dari ironi). Contoh: Kamu kan sudah pintar ?
Mengapa harus bertanya kepadaku ?
2. Majas Satire:
Ungkapan yang menggunakan sarkasme, ironi, atau parodi, untuk mengecam atau
menertawakan gagasan, kebiasaan, dll. Ungkapan yang menertawakan atau
menolak sesuatu. Contoh : Ya, Ampun! Soal mudah kayak gini, kau tak bisa
mengerjakannya!
3. Majas Innuendo:
Adalah gaya bahasa sindiran dengan mengecilkan kenyataan yang
sebenarnya. Contoh : Ia menjadi kaya raya karena mengadakan
kemoersialisasi jabatannya.
4. Majas Ironi: Sindiran
dengan menyembunyikan fakta yang sebenarnya dan mengatakan kebalikan dari fakta
tersebut. Contoh: Suaramu merdu seperti kaset kusut.
5. Majas Sarkasme:
Sindiran langsung dan kasar. Adalah gaya bahasa yang paling kasar, bahkan
kadang-kadang merupakan kutukan. Contoh: Mampuspun aku tak peduli,
diberi nasihat aku tak peduli, diberi nasihat masuk ketelinga.