Karma Sinabung Tak Berujung
Sudah empat bulan lebih Gunung
Sinabung yang bertengger di Kabupaten Karo Sumatera Utara tersebut tak henti-hentinya mengeluarkan larva dan awan
panasnya. Yang menjadi pertanyaan sampai saat ini adalah kapan bencana ini akan
berakhir? Saya yakin itulah teriakan masyarakat kaki Gunung Sinabung saat ini,
mereka pasti ingin kembali ke saat semula dimana mereka hidup nyaman dan
berkumpul kembali dengan keluarga-keluarga mereka.
Sinabung telah mengeluarkan 30 letusan
terkuat dan paling sering saat 4 bulan yang lalu tepatnya bulan Oktober 2013. Tentunya
dengan adanya bencana tersebut sangat merugikan bagi banyak makhluk hidup yang
tinggal di sekitar kaki Gunung Sinabung, hampir seluruh masyarkat Sinabung
dirugikan, dan mengapa Sinabung aktif ? padahal kita semua tentunya telah
mengetahui bahwa Sinabung adalah salah satu gunung yang sudah lama tak aktif sekitar
ratusan tahun yang lalu, tapi mengapa tiba-tiba dia menjadi gunung yang aktif ?
apakah ini karma bagi masyarakat kaki Gunung Sinabung ? dan jika ini memang
benar karma pastinya ada sebab dibalik ini semua. Seberapa besarkah kesalahan
masyarakat Sinabung hingga Tuhan memberikan karma yang begitu dahsyat dan tak
berujung ini ? hanya Tuhan lah yang tau jawaban yang sebenarnya.
Letusan Sinabung menyebabkan aliran lahar keluar dari kawah. Lahar
mengalir sejauh 5 kilometer melalui zona eksklusif dimana penduduk diwajibkan
mengungsi dari Desa Pintu Besi. Di tempat pengungsian pastinya banyak
masyarakat yang membutuhkan bantuan tapi mengapa yang sebagian besar di antara
mereka berprofesi sebagai petani harus terpaksa menyewa ladang untuk bisa hidup
dengan adanya bencana ini? Apakah bantuan pemerintah telah habis karena
perhatiannya telah berganti kepada banjir yang melanda ibu kota ?
“Sudah banyak yang sewa ladang. Kalau ini tidak kami lakukan, bagaimana
kami nanti bisa penuhi ekonomi keluarga dan biaya anak-anak.” Ujar Star
Sembiring, warga Desa Kuta Rakyat, Kecamatan Naman Teran. Area penyewaan lahan
diarahkan ke Kecamatan Merek. Selain jauh dari imbas erupsi Sinabung, di sana
banyak lahan yang bisa digunakan untuk membangun ekonomi pertanian pengungsi,
mereka harus bekerja karena bantuan tidak selamanya mencukupi dan kerugian
materiil pengungsi karena erupsi Sinabung tersebut mencapai Rp 1,2 triliun.
Erupsi Sinabung diperkirakan akan terus berlangsung, dan berdasarkan
Posko Utama Tanggap Darurat Erupsi Sinabung, sekitar 10.480 hektar lahan
pertanian pangan, hortikultura, dan perkebunan hancur dan kerugian mencapai Rp
812 miliar. Tapi akan kah Gunung Sinabung akan terus bererupsi dan akan terus
membuat susah warganya ? masalahnya, jika yang yang membuat kerugian tersebut
adalah manusia pasti masih bisa untuk di hentikan, tapi ini adalah sebuah
gunung yang tidak aktif dan tiba-tiba menjadi aktif, hanya Tuhanlah yang dapat
menjawab semuanya.
Bila benar Sinabung tersebut aktif karena ingin memberikan karma kepada
masyarakat sekitarnya, tentunya itu sebagai bukti bahwa bencana ini merupakan
balasan karena kesalahannya atau hanya cobaan yang menguji masyarakat
sekitarnya untuk lebih bersabar dalam menghadapi cobaan. Saya berharap bahwa
Pemerintah harus lebih peduli terhadap korban erupsi Sinabung dan segera untuk
melakukan langkah-langkah rehabilitasi dan program paska bencana.
0 komentar:
Posting Komentar