Tipe-tipe budaya politik
Dalam
tipe-tipe budaya politik terdapat 4 macam dimensi:
- Tingkat pengetahuan masyarakat
- Pemahaman structural Pemerintahan
- Mengenai penentuan dan kebijakan
- Partisipasi
Menurut
Almond dan Verba, tipe budaya politik dibedakan menjadi tiga jenis berdasarkan orientasi di masyarakat yaitu
:
Þ Budaya Politik Parokial
Budaya politik parokial adalah politik yang
tigkat partisipasi masyarakat yang sangat rendah. Salah satu penyebabnya adalah
rendahnya tingkat pendidikan yang dimiliki oleh masyarakat tersebut.
Ciri-ciri
budaya politik parokial:
§ Apatis (acuh tak acuh ),
§ Tidak ada peran politik yang bersifat khusus,
§ Individu tidak mengharapkan perubahan apapun dari sistem
politik,
§ Pengetahuan tentang politik sangat rendah,
§ Tidak peduli dan menarik diri dari kehidupan politik,
§ Parokialisme dalam sistem politik yang diferensiatif lebih
bersifat afektif dan normatif dari pada kognitif.
Budaya
politik parokial tampak pada masyarakat yang masih nomaden, misal: di
Khalifal-khalifal badui Jazirah Arabia, suku-suku pedalaman di Indonesia
ex:Kubu, Dani, Asmat dll.
Þ
Budaya Politik Kaula/Subjek
Budaya politik kaula/subejek adalah
budaya politik yang tingkatnya lebih tinggi dari pada parokial. Karena merasa
bahwa mereka adalah bagian dari warga suatu negara yang masih pasif.
Ciri-ciri
budaya politik kaula/subjek:
§
Mengetahui budaya politik yang cukup
§
Partisipasi politik yang minim
§
Kesadaran berpolitik yang rendah
§
Orientasi subjek lebih bersifat afektif dan
normative
Budaya politik kaula(subjek)
banyak berlangsung di Negara-negara yang kuat (strong government) tetapi
bercorak otoritarian atau totalitarian. Misal: di Indonesia [ada saat
pemerintahan Soeharto (masa prde baru), di masa tersebut orang jarang ada yang
berani membincangkan masalah politik secara bebas, terlebih lagi mengkritik
presiden ataupun keluarganya.
Þ Budaya Politik Partisipasi
Budaya politik partisipasi adalah budaya
politik yang anggota masyarakatnya sudah memiliki pengetahuan tentang sistem
politik dan setiap individu secara aktif menyampaikan opininya.
Ciri-ciri
budaya politik partisipasi:
§
Pengetahuan tentang politik tinggi
§
Kesadaran politik tinggi
§
Partisipasi politik aktif terhadap objek politik
§
Kontrol politik aktif
Budaya
politik partisipasi telah banyak berlaku di daerah yang masyarakatnya memiliki
pengetahuan tentang politik tinggi sehingga mereka aktif terhadap objek
politik. Misal: di kota-kota besar di suatu Negara, dan Negara yang maju.
Berdasarkan sikap yang
ditunjukkan budaya, budaya politik dibagi menjadi dua yakni :
Þ Budaya Politik Militan
Budaya
politik militan adalah adanya perbedaan pendapat yang terjadi di masyarakat
tetapi pada budaya militan tersebut masalah yang kecil akan menjadi semakin
besar(runyam).
Þ
Budaya Politik Toleran
Budaya politik toleran adalah adanya perbedaan
yang terjadi di masyarakat tetapi dengan adanya perbedaan pendapat tersebut
akan dijadikan sebagai kesepakatan pendapat.
Gambaran tentang budaya politik di Indonesia
bahwa Budaya politik di Indonesia menganut sistem budaya heterogen (Budaya politik
parokial, budaya politik kaula/subjek, budaya politik partisipan) karena kita
tahu bahwa Negara Indonesia ini terdiri dari beberapa pulau yang tentunya
memiliki keanekaragaman suku, contohnya pada masyarakat pedalaman seperti di
Papua partisipasi masyarakat yang sangat rendah
sehingga bisa dikatakan mereka masih menganut budaya politik parokial sedangkan
budaya politik kaula(subjek) dianut oleh masyarakat yang kesadaran partisipasi
dalam bidang politik masih pasif contohnya di Negara Indonesia terdapat pada
kota-kota kecil yang masyarakatnya hanya pasrah pada struktur politik yang ada padahal mereka memiliki hak
secara aktif menyampaikan opini mereka dan yang terakhir adalah budaya politik
partisipan yang di Negara Indonesia ini dianut oleh masyarakat yang benar-benar
sadar dan aktif terhadap obejk politik yang ada contohnya di kota-kota besar di
Indonesia.
0 komentar:
Posting Komentar